Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodríguez pada Kamis, 11 September 2025, memperingatkan rencana Washington untuk meningkatkan ketegangan militer di Amerika Latin dengan tujuan menggulingkan pemerintahan sah di Caracas dan merebut kekayaan alam Venezuela. Beliau menegaskan bahwa kehadiran militer Amerika Serikat di kawasan Karibia secara terang-terangan bertujuan melakukan perubahan rezim dan menguasai minyak serta sumber daya nasional. Rodríguez menyatakan bahwa setelah gagal melalui sanksi dan blokade ekonomi, Washington kini memilih untuk membawa perang ke belahan bumi ini, dan setiap serangan terhadap Venezuela akan memicu instabilitas dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh benua.
Dalam kesempatan itu Rodríguez juga menolak tuduhan yang dilontarkan Amerika Serikat terhadap Presiden Nicolás Maduro terkait perdagangan narkoba, menyebutnya sebagai lelucon besar sekaligus kampanye propaganda untuk mengkriminalisasi pemerintah sah Venezuela. Ia menekankan bahwa jalur narkoba justru melewati Samudra Pasifik, sementara pengerahan militer Amerika merupakan bagian dari kebijakan imperialis yang bertujuan mengamankan kendali atas minyak dan kekayaan nasional Venezuela.
Pernyataan Rodríguez bertepatan dengan langkah Presiden Maduro yang mengumumkan pengerahan 25.000 tentara di sepanjang pesisir Karibia dan perbatasan dengan Kolombia di tengah meningkatnya ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ribuan warga Venezuela pun turun ke jalan menjawab seruan Maduro untuk melaksanakan rencana “Independence 200” dalam membela tanah air. Presiden menegaskan kembali penolakannya terhadap sanksi Amerika yang ia sebut sebagai agresi imperialis yang bertujuan menundukkan Venezuela dan memaksakan pemerintahan boneka yang patuh pada kepentingan asing.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: Latin Times