Sebagai bagian dari dokumentasi catatan perang 2024 melawan agresi Israel, Media Militer Hizbullah pada Senin merilis laporan atas rangkaian peristiwa yang terjadi pada hari ketujuh Perang Uli al-Baas — sebagaimana dinamai oleh Sekretaris Jenderal, Syekh Naim Qassem.
Hari itu adalah Minggu, 29 September 2024. Tujuh hari telah berlalu sejak dimulainya perang, dan dua hari telah lewat sejak diumumkannya kesyahidan Pemimpin Perlawanan, Sayyid Hasan Nasrallah, yang telah menapaki jalan suci menuju Al-Quds. Namun demikian, para pejuang Hizbullah terus melanjutkan derap serangan mereka terhadap entitas Zionis tanpa jeda.
“Sebagai tanggapan atas agresi Israel dan dalam rangka membela Lebanon serta rakyatnya, para pejuang Perlawanan Islam melancarkan sebelas operasi militer pada hari itu,” demikian pernyataan resmi yang dirilis oleh Media Militer Hizbullah.
Serangan-serangan tersebut mencakup serangan drone dan roket jenis Fadi-1, Katyusha, dan lainnya, yang menghantam kota-kota serta permukiman Israel di utara Palestina yang diduduki dan di wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki, mulai dari Shtula di barat hingga Tsonbar di timur.
Salah satu operasi paling signifikan hari itu adalah serangan udara terhadap Kamp Alyatkim, sebuah instalasi militer Israel yang terletak di selatan Haifa, sekitar 53 kilometer dari perbatasan Lebanon.
Skuadron drone Perlawanan menargetkan pos-pos perwira dan prajurit kamp tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh Media Militer Hizbullah.
Selain itu, serangan rudal dan artileri juga dilancarkan terhadap Sammaqa, Shtula, Zovolon, Tsonbar, Ramia, Rosh Pinna, Safed, Sa’ar, Manara, serta Kamp Ofek, menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas militer musuh.
Pada hari yang sama, 29 September 2024, Hizbullah juga mengumumkan kesyahidan Komandan Jihadi Senior, Ali Karaki (Abu al-Fadl), yang gugur dalam serangan udara Israel pada 27 September di kawasan Haret Hreik, pinggiran selatan Beirut — serangan yang juga menewaskan Sayyid Hasan Nasrallah.
Selain itu, Hizbullah turut mengumumkan kesyahidan Komandan Senior, Syekh Nabil Qawouk, yang gugur sehari sebelumnya, 28 September, dalam serangan udara Israel di kawasan Chiyah, berdekatan dengan Dahiyeh.
Meskipun kehilangan dua pemimpin besar dalam dua hari berturut-turut, Perlawanan Islam tetap teguh di garis depan, menegaskan bahwa darah para syuhada tidak akan sia-sia, dan bahwa jalan perlawanan akan terus berlanjut hingga pembebasan penuh Al-Quds dan seluruh tanah Palestina.
Sumber berita: Al-Manar
Sumber gambar: Al Jazeera