Pasukan Israel melakukan penggerebekan di kota Abu Dis, tepat di timur al-Quds yang diduduki, meluncurkan gas air mata dan granat suara secara indiscriminatif kepada warga di jalanan. Serangan ini memaksa penduduk panik melarikan diri dan mengubah rute mereka untuk menghindari kekerasan.
Insiden ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya serangan oleh para pemukim dan pasukan Israel di seluruh Tepi Barat yang diduduki. PBB melaporkan telah mendokumentasikan sekitar 757 serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina dan properti mereka hanya pada paruh pertama tahun ini.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan bahwa para pemukim melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina dalam lingkungan yang hampir sepenuhnya tanpa akuntabilitas dan perlindungan bagi populasi rentan.
Sementara itu, Kepala Otoritas Perlawanan terhadap Tembok dan Pemukiman, Muayyad Shaaban, mengungkapkan bahwa sejak awal musim panen pada Oktober, pasukan pendudukan dan pemukim telah melakukan 158 serangan terhadap para pemetik zaitun di berbagai provinsi Tepi Barat.
Dari 158 serangan tersebut, Shaaban merinci 17 dilakukan oleh tentara Israel, sementara 141 dilakukan oleh pemukim, dengan aksi kekerasan fisik, penangkapan, dan pencegahan petani untuk mengakses atau bergerak bebas di tanah mereka, seperti di Provinsi Tubas.
Shaaban menekankan bahwa panen zaitun secara sistematis dan sengaja ditargetkan oleh Israel karena nilai simbolisnya bagi bangsa Palestina, hubungan historis antara rakyat Palestina dan tanah mereka, serta pentingnya dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.
Menurut harian Israel Haaretz, 41 serangan terpisah oleh pemukim terhadap pemetik zaitun Palestina telah tercatat hanya dalam bulan ini.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: Middle East Eye