Upacara pemakaman besar-besaran digelar di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Senin, 20 Oktober 2025, untuk menghormati Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Letnan Jenderal Staf syahid Mohammad Abdul Karim al-Ghamari.
Acara yang disebut sebagai “Hari Kesetiaan bagi Para Pejuang Setia” itu berlangsung di Lapangan Al-Sabaeen dan Masjid Al-Shaab, dihadiri ratusan ribu pelayat dari berbagai provinsi, termasuk pejabat tinggi militer dan perwakilan pemerintah.
Massa membawa potret syahid al-Ghamari, bendera Yaman, dan spanduk yang menegaskan dukungan rakyat terhadap Poros Perlawanan dan perjuangan melawan agresi AS–Israel.
Kepala biro Al Mayadeen di Yaman, Abdullah al-Farah, melaporkan bahwa ratusan ribu warga berpartisipasi dalam prosesi tersebut, mencerminkan penghormatan luas terhadap sosok syahid al-Ghamari.
Salat jenazah dipimpin oleh Mufti Agung Yaman, Syekh Syamsuddin Sharafuddin, yang menyatakan bahwa para kolaborator dengan musuh Israel dan Amerika adalah murtad dan harus diadili.
“Siapa pun yang memulai kezaliman atau melindungi para pelaku kezaliman akan mendapat kutukan Allah, para malaikat, dan seluruh manusia,” ujarnya, menyerukan akuntabilitas bagi semua pengkhianat.
Sharafuddin menekankan bahwa kesyahidan al-Ghamari dan rekan-rekannya merupakan ujian ilahi bagi orang beriman sekaligus simbol keteguhan dalam membela Gaza dan Palestina. Mengutip Al-Qur’an, ia mengingatkan, “Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan kelaparan,” seraya menegaskan bahwa pengorbanan ini mencerminkan komitmen iman rakyat Yaman dalam membela kaum tertindas.
Letnan Jenderal Staf syahid al-Ghamari, yang gugur akibat agresi Israel terhadap Yaman, menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata sejak 2016. Ia berperan penting dalam mempertahankan negara di berbagai medan, termasuk pertempuran di Ma’rib dan operasi di Laut Merah, serta memimpin kampanye militer Yaman untuk mendukung Gaza dan Perlawanan Palestina.
Angkatan Bersenjata Yaman sebelumnya mengumumkan pada Kamis bahwa “Israel akan membayar harga atas kejahatannya,” menegaskan bahwa al-Ghamari wafat karena luka dari serangan udara sebelumnya.
Prosesi pemakaman di Lapangan Al-Sabaeen hari ini menjadi simbol nyata persatuan nasional serta penghormatan rakyat terhadap sang jenderal. Mufti Agung Sharafuddin menutup khutbahnya dengan doa bagi para syahid, menegaskan bahwa darah suci mereka akan terus menyemai perjuangan pembebasan dan menjadi sumber inspirasi bagi para pejuang perlawanan di seluruh kawasan.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: Press TV