Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa dirinya telah memberikan izin kepada Badan Intelijen Pusat (CIA) untuk melakukan operasi di Venezuela — langkah yang secara signifikan meningkatkan tekanan Washington terhadap Presiden Nicolás Maduro.
Berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menolak menjelaskan apakah izin tersebut mencakup rencana untuk menggulingkan Maduro, namun ia menyatakan, “Saya rasa Venezuela kini sedang merasakan panasnya tekanan.” Pernyataannya muncul setelah laporan bahwa ia telah menandatangani keputusan rahasia tingkat tinggi, dikenal sebagai “finding”, yang memberikan CIA kewenangan luas untuk menjalankan operasi rahasia di luar negeri. Operasi itu bisa mencakup kampanye informasi tersembunyi, dukungan terhadap kelompok oposisi, hingga serangan terarah.
Meskipun ruang lingkup kewenangan baru CIA belum diungkapkan, sumber-sumber yang mengetahui persoalan ini menyebutkan bahwa personel intelijen AS telah meningkatkan kehadirannya di kawasan Karibia dan Amerika Tengah. Menurut sumber tersebut, fokus utama saat ini adalah pengumpulan intelijen, bukan operasi bersenjata langsung.
Pemerintah Venezuela dengan tegas menolak keputusan Trump yang memberi izin bagi pelaksanaan operasi rahasia di wilayahnya. Caracas berulang kali menuduh Amerika Serikat melanggar kedaulatan Venezuela melalui upaya pergantian rezim yang dibungkus dengan dalih operasi pemberantasan narkotika.
Dalam pernyataannya, pemerintah Venezuela menegaskan bahwa pengerahan militer AS di kawasan Karibia merupakan tindakan agresif yang mengancam kedaulatan nasional, serta menuduh Washington berupaya memaksakan perubahan rezim dan menguasai sumber daya minyak Venezuela.
Trump membenarkan keterlibatan CIA dengan alasan bahwa pihak berwenang Venezuela telah “mengosongkan penjara mereka dan mengirim para narapidana ke Amerika Serikat”, serta menuduh negara tersebut menjadi jalur utama perdagangan narkotika.
Pemerintahan Trump tampak terpecah dalam menentukan pendekatan terhadap Venezuela. Beberapa penasihat dikabarkan mendorong tindakan militer langsung, sementara yang lain menekankan strategi berbasis intelijen dan tekanan ekonomi. Di antara tokoh yang disebut mendukung langkah lebih agresif adalah Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Direktur CIA John Ratcliffe, menurut sumber yang dekat dengan pemerintahan.
Pada bulan Agustus, Jaksa Agung Pam Bondi menggandakan hadiah bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, dari sebelumnya $25 juta menjadi $50 juta, sambil menyebutnya sebagai “ancaman terhadap keamanan nasional kami.”
Meski Trump mengakui bahwa ia kini sedang “melihat ke daratan karena laut sudah kami kuasai,” ia tidak mengonfirmasi adanya rencana serangan militer atau kebijakan resmi untuk menggulingkan pemerintahan Venezuela.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: Al Jazeera