Skip to main content

Jalur Gaza tengah memasuki fase pemulihan yang berat setelah perang genosida besar-besaran yang menghancurkan seluruh aspek kehidupan dan menjadikan wilayah itu sebagai daerah bencana. Dalam situasi kehancuran nyaris total, ratusan ribu warga Gaza terus kembali ke daerah dan lingkungan mereka untuk mencari keselamatan, meski tanpa kebutuhan hidup dasar.

Dua tahun penuh telah berlalu sejak kejahatan paling mengerikan dalam sejarah modern dilakukan terhadap sekitar 2,4 juta warga sipil Palestina serta seluruh kota dan permukiman di Jalur Gaza yang terkepung. Semua lapisan kehidupan—manusia, tumbuhan, bangunan, dan lembaga—menjadi sasaran genosida sistematis dan menyeluruh. Pendudukan menjadikan makanan, air, dan obat-obatan sebagai senjata perang.

Kendati demikian, rencana darurat terpadu terus dijalankan oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan di Gaza untuk secara bertahap memulihkan kehidupan di wilayah tersebut.

Ratusan ribu warga Palestina yang sebelumnya dipaksa mengungsi dari rumah mereka—terutama dari Gaza Utara dan Kota Gaza—terus mengalir kembali dalam rombongan besar, baik dengan kendaraan maupun berjalan kaki dari Jalur Gaza bagian tengah dan selatan, meskipun kawasan itu mengalami kerusakan parah dan perjalanan disertai risiko tinggi.

Meski perjalanan kembali dan proses pemulihan berjalan sulit dan disertai kekurangan kebutuhan hidup dasar, UNRWA menegaskan bahwa warga Gaza masih menghadapi kelaparan, kekurangan gizi, serta minimnya tempat tinggal dan pasokan logistik.

Kantor pemerintahan Gaza melaporkan bahwa hanya 173 truk bantuan yang berhasil masuk ke Jalur Gaza pada Minggu, 12 Oktober 2025, jumlah yang disebut “sangat terbatas” dan “tidak memenuhi bahkan kebutuhan kemanusiaan minimum” bagi lebih dari dua juta penduduk.

Sementara itu, jenazah puluhan syuhada terus ditemukan dari bawah reruntuhan. Jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi lebih dari 67.870 orang, dengan lebih dari 170.100 orang terluka. Kantor pemerintahan Gaza menegaskan bahwa pendudukan telah menghancurkan 90 persen infrastruktur sipil di Jalur Gaza dan menguasai lebih dari 80 persen wilayah melalui invasi, pembakaran, dan pengusiran paksa, dengan menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak di wilayah itu dan terhadap penduduknya.

Sumber berita: Al-Alam

Sumber gambar: New York Times