Skip to main content

Biro Politik Ansar Allah menegaskan kembali komitmennya terhadap kampanye dukungan Yaman bagi Gaza, menekankan bahwa gerakan ini akan terus berlanjut hingga perang Israel berakhir dan blokade dicabut sepenuhnya. Dalam pernyataan resminya pada Selasa malam, Biro Politik memperingatkan tentang adanya “konspirasi baru Amerika-Zionis” yang bertujuan menekan kelompok-kelompok perlawanan Palestina, sembari memuji kebijaksanaan strategis dan keteguhan sikap faksi-faksi perlawanan di Gaza yang tetap berdiri teguh di tengah tekanan internasional.

Ansar Allah menyoroti bahwa faksi-faksi perlawanan saat ini menghadapi tekanan luar biasa dari berbagai pihak, termasuk mereka yang digambarkan sebagai “penangis buaya”—yakni rezim dan organisasi yang pura-pura bersimpati pada penderitaan rakyat Palestina namun gagal bertindak nyata selama dua tahun genosida yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Dalam pernyataannya, Biro Politik menegaskan kembali posisi kokoh Yaman yang senantiasa berdiri bersama perjuangan rakyat Palestina, serta berjanji untuk melanjutkan kampanye dukungan sampai seluruh tujuan tercapai dan pengepungan Gaza benar-benar berakhir.

Beberapa hari sebelumnya, Sayyid Abdulmalik al-Houthi, Pemimpin Gerakan Ansar Allah, menuding Amerika Serikat dan entitas Zionis sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung atas kebrutalan di Jalur Gaza. Dalam pidato yang disiarkan pada 2 Oktober, al-Houthi menyebut tingkat kejahatan Israel—dengan dukungan dan kemitraan penuh Washington—telah mencapai “taraf kebiadaban yang mengerikan dan memalukan bagi kemanusiaan.” Ia menegaskan bahwa kekejaman yang terjadi bukan sekadar serangan militer, melainkan “genosida yang dilakukan di bawah pengawasan bersama Amerika dan Israel.”

Menurutnya, pernyataan terbaru Washington hanyalah upaya untuk mengalihkan kemarahan global dari kenyataan mengerikan di Gaza, di mana anak-anak dibiarkan kelaparan dan seluruh lingkungan tempat tinggal dihancurkan satu demi satu. Al-Houthi juga menyoroti bahwa kebrutalan tersebut telah mempermalukan banyak pemerintahan dunia, yang kini mencoba menutupi rasa bersalah mereka melalui langkah simbolis seperti pengakuan parsial terhadap negara Palestina—tanpa berani menantang sistem kejahatan yang menjadi akar tragedi itu sendiri.

Gerakan Ansar Allah, yang telah memimpin kampanye blokade laut terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah sejak akhir 2023, menegaskan bahwa semua langkah ini adalah bagian dari “kewajiban moral dan agama terhadap Palestina.” Dalam konteks lebih luas, pernyataan itu juga mencerminkan bahwa front perlawanan Yaman tetap menjadi bagian aktif dari jaringan solidaritas regional yang mencakup Lebanon, Irak, Suriah, dan Iran.

Di tengah meningkatnya ketegangan regional dan pembicaraan baru tentang potensi eskalasi di Laut Arab, pernyataan Ansar Allah ini memperlihatkan bahwa dukungan terhadap Gaza bukan sekadar sikap politik, melainkan bagian dari strategi jangka panjang poros perlawanan untuk menekan blokade dan memperluas ruang gerak politik Palestina di kawasan.

Sumber berita: Al Mayadeen

Sumber gambar: Ahram Online