Skip to main content

Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah menegaskan dalam sebuah pidato bahwa perlawanan tetap teguh menghadapi segala tekanan dan dengan tegas menolak setiap upaya untuk melucuti senjata Hizbullah atau menjadikan Tentara Lebanon sebagai alat melawan pasukan perlawanan.

Menurut ISNA, Sheikh Ali Damoush, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dalam pidatonya pada Rabu, 1 Oktober 2025, menyinggung perang 66 hari yang dilancarkan Israel terhadap Lebanon. Beliau mengatakan bahwa tujuan rezim Zionis dalam perang tersebut adalah menghancurkan Hizbullah, namun tujuan itu gagal tercapai berkat kepahlawanan para pejuang perlawanan.

Mengutip situs Al-Nashra, beliau menambahkan bahwa melalui konfrontasi heroik, Hizbullah berhasil mencegah musuh menguasai Lebanon selatan, dan pada hari-hari terakhir perang, musuh berada dalam kondisi kelelahan nyata hingga terpaksa menerima gencatan senjata.

Sheikh Damoush menekankan: “Meskipun kami kehilangan sejumlah komandan dan banyak keluarga telah berkorban besar, kami tetap berjalan di jalur alami kami hari ini. Pekerjaan terus berlangsung secara teratur dan dengan kecepatan yang dapat diterima.”

Beliau juga menyebutkan peran efektif lembaga-lembaga kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, dan media Hizbullah, serta menegaskan bahwa kehadiran politik, kemampuan, dan kesiapan jihad gerakan ini tetap tinggi. Menurut beliau, Hizbullah tidak mengungkapkan kapasitas dan kemampuannya di media demi menjaga ambiguitas di hadapan musuh, namun pada saat yang sama terus berkembang, menjadi lebih kuat, dan semakin siap.

Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah menegaskan bahwa gerakan ini telah mengambil sikap tegas untuk tidak menyerahkan senjata, dan siapa pun yang menentang mereka akan menghadapi “pertempuran Karbala-Huseini.”

Beliau menambahkan bahwa pengumuman sikap ini memiliki dampak besar dalam menggagalkan perhitungan musuh dan hingga batas tertentu menghentikan momentum ofensif mereka. Namun, beliau menegaskan tekanan masih terus berlanjut di bawah pengawasan Amerika, sementara ancaman perang juga tetap menjadi kekhawatiran.

Sheikh Damoush menegaskan bahwa persatuan nasional adalah prinsip bagi Hizbullah. Beliau menekankan bahwa hubungan dan koordinasi dengan Gerakan Amal sangat kuat, serta terdapat kerja sama dan saling pengertian dalam semua bidang, yang menjadi faktor tambahan dalam memperkuat Lebanon.

Beliau juga memperingatkan adanya upaya Amerika-Zionis untuk menempatkan Tentara Lebanon sebagai mitra dalam perang melawan Hizbullah. Menurut beliau, dukungan Amerika yang semakin meningkat terhadap tentara bertujuan menjadikan institusi itu sebagai alat untuk melucuti senjata perlawanan dan bertindak melawan Hizbullah, alih-alih menjadi mitra dalam menghadapi agresi Israel.

Sheikh Damoush menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan menerima Tentara Lebanon dijadikan alat melawan perlawanan, dan tidak akan membiarkan tentara berdiri melawan rakyatnya sendiri demi kepentingan Amerika dan rezim Zionis.

Beliau menambahkan bahwa penting untuk menghadapi setiap upaya menjadikan tentara sebagai mitra dalam perang melawan Hizbullah. Menurut beliau, menjadi kewajiban semua warga Lebanon untuk menggagalkan upaya semacam itu, karena demi kepentingan semua pihak, institusi nasional ini harus tetap menjadi benteng kuat untuk melindungi Lebanon, menjaga persatuan, dan menjaga stabilitas sosial.

Sumber berita: ISNA

Sumber gambar: ABNA