Skip to main content

Pakar keamanan dan strategi Irak, Kolonel Abdul Karim Khalaf, menyatakan bahwa Iran kini memiliki rudal dengan kecepatan hingga Mach 16 yang dapat menjangkau pangkalan militer Eropa yang mendukung entitas Israel.

Dalam wawancara dengan program Shifra di televisi Al-Alam, Kolonel Khalaf menjelaskan bahwa rudal “Khorramshahr-4” yang baru saja dioperasikan Iran menandai perubahan besar dalam keseimbangan kekuatan di kawasan. Kecepatan luar biasa yang mencapai Mach 16 membuatnya hampir mustahil dicegat oleh sistem pertahanan udara mana pun, sementara jangkauannya kini mengancam pangkalan Eropa yang mendukung Israel.

Kolonel Khalaf menegaskan bahwa rudal Khorramshahr-4, bagian dari generasi rudal Khaybar, memiliki kemampuan teknis yang menempatkannya di jajaran senjata tercanggih dunia. Rudal ini mampu melaju hingga 19.700 kilometer per jam, dengan muatan peledak seberat 1,5 ton. Menurutnya, dampak dari muatan tersebut dapat menghancurkan area seluas lebih dari 1.000 meter. Jika empat rudal ditembakkan sekaligus, daya ledaknya setara dengan “setengah bom nuklir” terhadap sasaran.

Menurut Khalaf, rudal ini mencapai tingkat teknologi yang belum pernah dicapai rudal balistik lain, terutama dalam hal akurasi dan kemampuan bermanuver di fase akhir. Hulu ledak rudal dibekali sistem navigasi canggih yang memungkinkan perubahan arah berulang kali sebelum mengenai sasaran, menjadikannya hampir mustahil dicegat.

Khalaf menyebut bahwa rudal ini mampu menjangkau pangkalan Inggris di Siprus, target di Laut Merah, hingga Eropa Selatan. Ia menambahkan, jika jangkauan ditambah 500–750 kilometer lagi, maka tiga negara Eropa yang memberi dukungan senjata dan pesawat kepada Israel akan masuk dalam jangkauan Iran.

Menurut Khalaf, Khorramshahr-4 adalah pilihan strategis yang disiapkan Teheran untuk menghadapi ancaman di kawasan. Ia mencontohkan Pelabuhan Haifa di Israel yang memiliki panjang fasilitas sekitar 6 kilometer: “Empat rudal di kawasan ini akan melumpuhkan seluruh pelabuhan,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa paket rudal hipersonik serupa pernah membuat Amerika kewalahan di Laut Merah, hingga memaksa Presiden Donald Trump mencari mediasi melalui Oman untuk menghentikan perang.

Khalaf menambahkan, hingga kini belum ada sistem pertahanan yang mampu mencegat Khorramshahr-4 atau rudal hipersonik sejenis. Sistem Arrow 3 yang tengah dikembangkan bersama Prancis, Inggris, dan Jerman disebut masih belum mampu mengimbangi kecepatan serta manuver rudal tersebut.

Selain itu, Khalaf mengungkapkan bahwa Israel kini mengandalkan 22 pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara bagi hampir 200 jet tempur. Namun, menurutnya Iran telah mempersiapkan sistem pertahanan udara yang mampu menargetkan pesawat tanker besar tersebut. Hal ini, katanya, akan menjerumuskan jet-jet tempur Israel dalam dilema besar di udara.

Sumber berita: Pars Today

Sumber gambar: EurAsian Times