Skip to main content

Lebih dari 70 anggota Majlis Syura Iran menekankan dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan para pimpinan tiga cabang pemerintahan perlunya meninjau kembali doktrin pertahanan negara: penggunaan senjata nuklir tetap mengacu pada fatwa Ayatullah Imam Khamenei tahun 2010, namun pembangunan dan pemeliharaannya sebagai alat pencegah agresi merupakan hal yang berbeda.

Hujjatul Islam Hassan Ali Akhlaqi Amiri, wakil Mashhad dan Kalat di Majlis Syura, menyiapkan surat tersebut. Menurut Fars, surat yang ditandatangani oleh 70 anggota parlemen ini menekankan bahwa fatwa Ayatullah Imam Khamenei yang melarang produksi dan penggunaan senjata nuklir diterbitkan pada saat organisasi internasional dan negara-negara Barat memiliki kontrol minimal terhadap rezim Zionis yang terkenal jahat. Namun, penggunaan senjata nuklir tetap menjadi contoh dari kesucian fatwa tersebut, sementara pembangunan dan pemeliharaannya sebagai alat pencegah agresi merupakan hal yang lain.

Isi Surat kepada Dewan Keamanan Nasional Tertinggi

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Yang Terhormat Presiden Republik Islam Iran, Dr. Masoud Pezeshkian
Yang Terhormat Ketua Majelis Konsultatif Islam, Dr. Qalibaf Zeid Ezzah
Yang Terhormat Kepala Kehakiman, Hujjatul Islam wal-Muslimin Mohseni-Ajei Zaid-Ezza
Dan anggota Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Republik Islam Iran yang mulia, Zeid Ezzah

Assalamu’alaikum,

Fatwa Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Imam Ali Khamenei, pada 2010 yang melarang produksi dan penggunaan senjata nuklir, dikeluarkan ketika organisasi internasional dan negara-negara Barat memiliki kontrol minimal terhadap rezim Zionis yang melakukan penindasan. Saat ini, rezim tersebut semakin agresif, melanggar kewajiban internasional, dan membunuh orang tak bersalah.

Perlu diperhatikan bahwa perubahan kondisi dan perbedaan situasi dalam fiqih Imamiyah dapat menimbulkan perubahan hukum. Selain itu, kepentingan menjaga Islam yang tercinta, yang saat ini terkait erat dengan menjaga sistem Republik Islam, merupakan kewajiban penting yang dapat mengubah larangan utama menjadi izin sekunder.

Oleh karena itu, kami, para wakil rakyat di Majelis Konsultatif Islam, berdasarkan firman Allah:

“Dan persiapkanlah untuk mereka apa yang kamu sanggupi dari kekuatan dan kuda perang, untuk menakut-nakuti musuh Allah dan musuhmu…”

memohon agar doktrin pertahanan Republik Islam Iran ditinjau kembali. Penggunaan senjata nuklir tetap menegaskan kesucian fatwa Pemimpin Tertinggi pada 2010, sementara pembangunan dan pemeliharaan sebagai deterrent adalah hal terpisah. Karena persetujuan Dewan ini memerlukan persetujuan Pemimpin Tertinggi Revolusi, kami memohon agar permintaan ini segera diajukan dan hasil laporan ahli disampaikan ke Majelis Konsultatif Islam.

Daftar Anggota Parlemen yang Menandatangani Surat:

  1. Hujjatul Islam Hassan Ali Akhlaqi
  2. Ahmad Ariaenijehad
  3. Abdul Hakim Aq Arkakoli
  4. Morteza Agha Tehrani
  5. Farshad Ebrahimpour
  6. Nadergholi Ebrahimi
  7. Abolfazl Abu Turabi
  8. Musa Ahmadi
  9. Ali Ahmadi
  10. Mohammad Reza Ahmadi Sangar
  11. Ali Emami Rad
  12. Hossein Emami Rad
  13. Ruhollah Izadkhah
  14. Bamri
  15. Farhad Bashiri
  16. Mohammad Bayat
  17. Abbas Bigdali
  18. Abbas Papizadeh
  19. Kamran Polladi
  20. Akbar Poladi
  21. Reza Taghipour
  22. Gholamreza Tavakol
  23. Mohammad Saleh Jokar
  24. Hossein Ali Haji Deligani
  25. Hasan Netaj
  26. Kamal Hosseinpour
  27. Seyed Ismail Hosseini
  28. Seyed Javad Hosseini Kia
  29. Mohammad Khoshsimah
  30. Gholamreza Dehghan
  31. Mohammad Dost Ali
  32. Mohammad Manan Raisi
  33. Mohammad Rostami
  34. Yaqoub Rezazadeh
  35. Sumaya Rafiee
  36. Abdul Hussein Ruh Al-Amini
  37. Alireza Zandian
  38. Seyyed Yahya Soleimani
  39. Ismail Siavoshi
  40. Faramarz Shahsavari
  41. Gholamreza Shariati
  42. Mansour Shakrollahi
  43. Reza Seddighi
  44. Hossein Samsami
  45. Farhad Tahmasbi
  46. Maysam Zahoorian
  47. Hussein Abdoli
  48. Hamidreza Azizi
  49. Ehsan Azimi Rad
  50. Omar Alipour
  51. Ali Akbar Alizadeh
  52. Kamran Ghazanfari
  53. Habib Ghasemi
  54. Hamidreza Goodarzi
  55. Lapis Lazuli
  56. Behrouz Mohebbi
  57. Fatemeh Mohammad Beigi
  58. Hadi Mohammadpour
  59. Mohammad Tala Mazloumi
  60. Mohammad Motamedizadeh
  61. Seyed Mohsen Mousavizadeh
  62. Seyyed Mohammad Molavi
  63. Mohammad Mirzaei
  64. Seyyed Jalil Mirmohammadi
  65. Ali Asghar Nakhaei Rad
  66. Mohammad Taghi Naqdali
  67. Houshang Hadianpour
  68. Ali Kurd
  69. Mehdi Kouchakzadeh
  70. Seyed Ali Yazdikhah
  71. Ali Azar

Sumber berita: Entekhab

Sumber gambar: Al Jazeera