Skip to main content

Pada Rabu, 17 September 2025, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa rumah sakit di Gaza menerima 98 jenazah syuhada dan 385 orang luka-luka dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, koresponden Al Mayadeen di Gaza melaporkan bahwa sejak fajar hari yang sama sedikitnya 83 orang tewas, termasuk 61 di Kota Gaza, akibat operasi militer Israel di Jalur Gaza.

Kementerian menambahkan bahwa sejumlah korban masih terjebak di bawah reruntuhan maupun di jalanan, karena tim ambulans dan pertahanan sipil hingga kini belum dapat menjangkau mereka. Secara rinci, dilaporkan bahwa empat rumah di kamp pengungsi al-Shati, sebelah barat Kota Gaza, hancur akibat serangan Israel, dan korban belum bisa dievakuasi.

Serangan udara Israel juga menargetkan keluarga yang tengah mengungsi ke selatan dekat kompleks medis Al-Shifa di barat Kota Gaza, menewaskan 13 orang. Di lingkungan Tal al-Hawa, dua orang tewas dan delapan lainnya luka-luka setelah sebuah apartemen dekat Rumah Sakit Al-Quds dihantam rudal. Di daerah al-Mawasi, Khan Younis, lima orang tewas saat tenda pengungsi dibom. Sementara itu, dua orang tewas di dekat Rumah Sakit Al-Ahli Baptist, dan sejumlah korban lainnya jatuh akibat serangan di Sheikh Radwan, barat laut Kota Gaza.

Serangan udara juga meluluhlantakkan sebuah apartemen di kompleks Burj al-Zafer di Tal al-Hawa, dengan tim penyelamat menemukan sejumlah korban jiwa dan luka-luka. Hingga kini, jumlah korban akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 mencapai 65.062 orang syahid dan 165.697 terluka. Dari angka tersebut, 12.511 orang tewas dan 53.656 lainnya terluka setelah Israel melanggar perjanjian gencatan senjata pada 18 Maret 2025.

Selain korban langsung akibat serangan militer, Kementerian Kesehatan mencatat tujuh orang syahid dan 87 terluka akibat pembantaian di lokasi distribusi bantuan, sehingga total korban jiwa dalam insiden bantuan naik menjadi 2.504 orang, dengan sedikitnya 18.831 luka-luka. Kelaparan juga menambah jumlah korban, dengan empat orang meninggal dalam 24 jam terakhir, menjadikan total korban kelaparan 432 jiwa, termasuk 146 anak. Sejak IPC menyatakan kondisi kelaparan di Gaza, tercatat 154 kematian, termasuk 31 anak.

Bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza masih jauh dari cukup. Dalam lima hari terakhir hanya 534 truk bantuan dari total kebutuhan 3.000 yang berhasil masuk. Selama 35 hari terakhir, hanya 3.188 truk bantuan yang masuk, kurang dari 15% dari perkiraan 21.000 truk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kantor Media Pemerintah Gaza menegaskan bahwa sebagian truk yang masuk bahkan dijarah di tengah kekacauan yang sengaja diciptakan Israel untuk memproduksi kelaparan dan ketidakstabilan.

Di sisi militer, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, di hari yang sama mengumumkan bahwa mereka menembakkan sejumlah roket 107 mm ke arah konsentrasi pasukan Israel di dekat persimpangan Murajja, selatan Khan Younis, dalam operasi gabungan dengan Brigade al-Mujahideen, sayap militer Gerakan Mujahidin Palestina. Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, juga mengonfirmasi bahwa mereka menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel di al-Maghraqa, Gaza tengah, menggunakan alat peledak berbentuk barel yang dirakit sebelumnya.

Media militer Brigade al-Quds merilis rekaman yang menunjukkan pejuangnya menembaki pasukan dan kendaraan Israel dengan mortir di Khan Younis. Media Israel melaporkan sebuah helikopter mengevakuasi korban luka ke Rumah Sakit Beilinson setelah pejuang perlawanan mencoba menghantam tank Merkava dengan bahan peledak.

Operasi-operasi perlawanan ini berlangsung di tengah agresi Israel yang semakin intensif di Kota Gaza, di mana pasukan pendudukan memperluas ofensif darat ke kawasan padat penduduk, dengan bombardir berat dan penggerebekan rumah ke rumah dilaporkan dalam beberapa hari terakhir.

Sumber berita: Al Mayadeen

Sumber gambar: BBC