Serangan udara Israel mengguncang Gaza City pada Senin, 15 September 2025, menghancurkan gedung-gedung perumahan, masjid, sekolah, dan area komersial, menurut laporan setempat. Hingga pukul 10 malam waktu al-Quds, setidaknya puluhan warga Palestina dilaporkan gugur dan banyak lainnya terluka sementara pemboman terus berlangsung hingga larut malam.
Pada Selasa dini hari, koresponden Al Mayadeen di Jalur Gaza melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan sejumlah pembantaian terhadap warga Palestina dan meratakan blok-blok perumahan secara keseluruhan. Ia menekankan bahwa serangan ini menandai eskalasi nyata agresi di Jalur Gaza, meskipun tidak ada kemajuan darat yang tercatat, berbeda dengan laporan yang beredar.
Salah satu serangan paling mematikan menimpa dua rumah milik keluarga Abu Leila dan Abu Qinas di persimpangan Abu Khousa di Jalan al-Jalaa, Sheikh Radwan, yang menewaskan sembilan orang. Empat lainnya gugur ketika tembakan Israel menghantam kerumunan warga sipil di kawasan al-Karama di utara kota. Sasaran lain termasuk tenda dekat Capital Mall di Jalan Ahmed Abdulaziz di al-Rimal, blok apartemen al-Zeenati di kawasan jalan intelijen, rumah keluarga Saleh di al-Yarmouk, serta menara al-Ghafri, gedung tertinggi di Gaza, yang hancur total.
Serangan tanpa henti juga mengenai Sekolah al-Nile dan Masjid al-Baraa di dekat Taman Barcelona, Tel al-Hawa, serta rumah keluarga Saleh, al-Thalathini, dan Falfil di Jalan Lababidi baru, timur persimpangan al-Ghafri. Sebuah kendaraan yang membawa warga sipil di Jalan al-Jalaa juga terkena serangan. Target lain termasuk rumah keluarga Jaarour di dekat Sekolah al-Tabiin di al-Daraj, tenda di dekat Masjid al-Amin Mohammad di bundaran Abu Mazen, dan rumah keluarga Batsh di belakang Sekolah Yafa di al-Tuffah. Artileri dilaporkan terus menembaki wilayah Bahloul di al-Nasr, sementara serangan udara dan tembakan artileri menghantam al-Karama sepanjang hari.
Serangan tambahan merusak atap rumah keluarga al-Koweifi di seberang Sekolah Holy Family di Gaza barat, Hotel al-Mashtal di barat laut, sebuah truk air di dekat Sekolah Hamama di Sheikh Radwan, serta sejumlah blok apartemen, termasuk al-Sahaba di Jalan al-Wahda, al-Rifa’i dekat pengadilan militer di Beach Camp, dan al-Zaidiyah di seberang Sekolah al-Ma’amouniyah di Rimal utara. Pejabat lokal mengatakan serangan tanpa henti ini telah meratakan sebagian besar kota, sementara tim penyelamat kesulitan menjangkau korban yang terperangkap di bawah reruntuhan di tengah gempuran berkelanjutan.
Di sisi lain, pada Jumat, 12 September 2025, The Guardian melaporkan bahwa Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terbesar yang masih beroperasi di Gaza, memperingatkan tidak akan mampu menangani lonjakan pasien jika ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dari utara di tengah genosida Israel yang semakin meningkat. Direktur keperawatan kompleks medis tersebut, Dr Mohammed Saqr, mengatakan fasilitas itu sudah kewalahan dengan jumlah staf yang minim serta pasokan obat dan bahan bakar yang terus menipis.
Saqr menjelaskan bahwa tenaga kesehatan telah bekerja lebih dari 23 bulan dalam situasi darurat sehingga mengalami kelelahan berat. “Beberapa dari kami masih berada di penjara Israel, ada yang dibunuh di dalam maupun di luar rumah sakit, dan sebagian lainnya terpaksa meninggalkan Jalur Gaza untuk menyelamatkan diri. Jadi jumlah kami jelas tidak lagi seperti sebelum perang,” katanya dalam sebuah pesan suara.
Pada Minggu, 14 September 2025, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa Jalur Gaza tengah berubah menjadi “gurun tak berpenghuni” di tengah genosida Israel yang semakin intensif. Dalam sebuah pernyataan di platform X, UNRWA menulis: “Gaza sedang dilenyapkan sepenuhnya. Ia menjadi gurun, dan semakin tidak layak huni.” Badan itu menambahkan bahwa anak-anak kelaparan, keluarga-keluarga terusir secara paksa, dan masyarakat hidup dalam ketakutan. “Dengan serangan berskala besar yang terus berlangsung, kehendak politik dan pengambilan keputusan sangat dibutuhkan lebih dari sebelumnya,” tegas UNRWA.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: Anadolu Agency