Skip to main content

Hizbullah mengumumkan syahidnya Sekretaris Jenderal mereka, Sayyid Hasan Nasrallah, yang gugur dalam serangan udara Israel di Haret Hreik, pinggiran selatan Beirut. Nasrallah dihormati sebagai “Pemimpin Perlawanan, hamba saleh, komandan pemberani, dan pejuang yang tercerahkan,” kini bergabung dengan rombongan abadi para syuhada Karbala, mengikuti jalan para Nabi dan Imam (AS).

Meski kehilangan, Hizbullah tetap teguh dalam misi perlawanan. Pada Sabtu, 28 September 2024, organisasi ini melancarkan delapan operasi militer balasan ke dalam wilayah utara Palestina yang diduduki, menargetkan permukiman dan kota-kota dari Kabri di barat hingga Katzrin di timur, dengan tembakan roket Fadi-1 dan Katyusha yang intens.

Hizbullah juga menyerang pangkalan udara Ramat David, sekitar 50 km dari perbatasan Lebanon, menggunakan tembakan roket Fadi-3, serta menargetkan sejumlah pos militer, barak, dan konsentrasi pasukan Israel sepanjang perbatasan Lebanon–Palestina dengan roket dan artileri.

Pasukan Israel mengonfirmasi peluncuran misil darat-ke-darat dari Lebanon menuju wilayah Palestina tengah yang diduduki, memicu sirene serangan udara di wilayah utara dan tengah. Media Israel melaporkan bahwa Ramat David menjadi sasaran, sementara Haifa dan kawasan Krayot menerima tembakan roket intens dari Lebanon.

Malam harinya, sirene juga terdengar di Yerusalem yang diduduki, di mana roket mendarat di dalam permukiman, memicu kebakaran besar dan pemadaman listrik total di kawasan tersebut.

Sepanjang hari, sirene berbunyi 26 kali di seluruh wilayah yang diduduki, terutama di Gush Dan, sekitar Yerusalem, dan Galilea Atas, menunjukkan skala respons Hizbullah dan tingkat siaga tinggi yang semakin dalam di Israel.

Sumber berita: Al-Manar

Sumber gambar: Al Jazeera