Skip to main content

Sebagai bagian dari tanggapan terhadap agresi “Israel” dan dalam rangka membela Lebanon serta rakyatnya, pada Kamis, 26 September 2024, Perlawanan Islam melancarkan 11 operasi militer, sebagian besar menargetkan permukiman, barak, dan pangkalan militer milik pasukan musuh “Israel” di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Dalam salah satu operasi berkualitas tinggi, rudal Perlawanan Islam menghantam sasaran jauh di dalam wilayah pendudukan dengan rentetan misil intensif, memusatkan serangan pada lokasi-lokasi berikut:

  • Kompleks industri militer Rafael di Zevulun, utara Haifa yang diduduki.
  • Markas Komando Utara di pangkalan Dado, utara Safed yang diduduki.
  • Markas cadangan Korps Utara dan Divisi Galilea di Amiad, utara Danau Tiberias.
  • Kota Safed yang diduduki.
  • Permukiman Kiryat Ata, timur laut Haifa yang diduduki.
  • Pangkalan Mishar (markas intelijen utama Komando Utara), utara Safed yang diduduki.

Dalam operasi yang sama, Angkatan Udara Perlawanan Islam melancarkan serangan udara menggunakan skuadron drone bunuh diri, menargetkan pangkalan Samson di barat Danau Tiberias dan mengenai sasarannya dengan akurasi tinggi.

Para pejuang dari unit pertahanan udara juga menghadang dua jet tempur musuh yang datang dari arah laut menuju kota Adloun, menggunakan senjata yang sesuai hingga memaksa keduanya keluar dari wilayah udara Lebanon.

Sementara itu, media “Israel” melaporkan tembakan artileri berat ke arah kota Acre yang diduduki, diikuti jatuhnya puluhan roket di berbagai permukiman di Galilea Hulu, termasuk Safed, Rosh Pina, dan Kiryat Shmona.

Juru bicara militer “Israel” mengonfirmasi bahwa 45 roket diluncurkan dari Lebanon dalam waktu dua menit, beberapa di antaranya mendarat di sejumlah wilayah termasuk Amiad dan Beria dekat Safed yang diduduki.

Koresponden militer harian Ibrani Yedioth Ahronoth menyoroti bahwa meski “Israel” telah memobilisasi pasukan reguler dan cadangannya di perbatasan, mereka tidak memiliki kesiapan langsung untuk melakukan invasi darat ke Lebanon. Mayoritas pimpinan militer menilai bahwa invasi ke Lebanon akan menjadi “perangkap maut” yang akan mengulang kesalahan tahun 1982 dan 2006, saat “Israel” gagal mencapai tujuannya meski melakukan invasi dan perang berkepanjangan.

Pada hari itu, sirene serangan udara terdengar sebanyak sepuluh kali di berbagai wilayah utara Palestina yang diduduki, terutama di sekitar Safed, Acre, dan permukiman di Galilea Panhandle.

Sumber berita: Al-Manar

Sumber gambar: New York Times