Skip to main content

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa perselisihan dan konflik di antara negara-negara Islam bukanlah kehendak rakyatnya, melainkan hasil dari konspirasi musuh-musuh Islam dan zionisme global.

“Musuh-musuh umat Islam selalu berupaya menebar perpecahan dan melemahkan negara-negara Islam,” kata Presiden Pezeshkian dalam pernyataannya pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Menanggapi ketegangan terbaru antara Afghanistan dan Pakistan, Pezeshkian menyampaikan keprihatinan mendalam. “Peristiwa yang terjadi antara dua negara Muslim bersaudara dan bertetangga ini menimbulkan keprihatinan besar di seluruh negara kawasan, termasuk Republik Islam Iran,” ujarnya.

Presiden Pezeshkian menekankan bahwa negara-negara Islam, khususnya yang memiliki akar sejarah dan budaya yang serupa, terikat oleh keimanan, sejarah, dan budaya yang mendalam. Berdasarkan ajaran Al-Qur’an, ‘Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,’ mereka memiliki kewajiban untuk bekerja sama sebagai satu tubuh demi mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kemajuan.

Ia menambahkan, “Perselisihan dan konflik di antara negara-negara Islam bukanlah kehendak rakyat kita, melainkan akibat dari konspirasi musuh-musuh Islam dan zionisme global. Musuh-musuh umat Islam senantiasa berusaha menanamkan benih perpecahan dan memperlemah dunia Islam.”

Presiden Pezeshkian menilai bahwa dialog dan penguatan hubungan persaudaraan merupakan jalan terbaik untuk meredakan ketegangan antara kedua negara Islam bertetangga tersebut. Ia menegaskan bahwa Republik Islam Iran, berdasarkan prinsip Al-Qur’an ‘Berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai,’ akan mengerahkan segala kemampuan dan upayanya untuk meredakan ketegangan, memperluas dialog, serta mempererat hubungan persaudaraan antara dua negara sahabat dan bertetangga itu.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa kawasan kini lebih membutuhkan perdamaian, kedekatan, dan kerja sama dibanding sebelumnya. “Kami yakin bahwa pemerintah dan rakyat Afghanistan serta Pakistan yang kami cintai akan dengan bijaksana dan rasional menempuh jalan pemahaman dan dialog, serta kembali memilih jalur persahabatan, kerja sama, dan saling percaya,” pungkasnya.

Sumber berita: Al-Alam

Sumber gambar: IRNA