Moskow — Berdasarkan penolakannya terhadap legitimasi mekanisme pemicu (trigger mechanism) dan dalam kerangka pendalaman kemitraan strategis, Rusia menegaskan bahwa tidak ada pembatasan apa pun dalam kerja sama militer maupun teknis dengan Republik Islam Iran.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai kemungkinan Rusia memasok sistem pertahanan udara S-400 dan pesawat tempur buatan Rusia kepada Iran.
Lavrov menegaskan:
“Kami tidak menghadapi pembatasan apa pun dalam kerja sama militer atau teknis dengan Iran. Kami tidak mengakui aktivasi mekanisme pemicu. Oleh karena itu, Rusia secara sah memasok Iran dengan perlengkapan militer yang dibutuhkannya dalam kerangka kerja sama militer bilateral.”
Sikap ini secara jelas mencerminkan komitmen Moskow untuk memperkuat kemitraan strategis komprehensif dengan Teheran, sekaligus merupakan tantangan langsung terhadap tekanan sepihak yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap kedua negara tersebut.
Analis urusan Rusia Ruhollah Modabbar menilai bahwa posisi Moskow terhadap mekanisme pemicu bukan hanya bersifat teknis, melainkan juga berdimensi politik dan strategis.
Ia menjelaskan:
“Penguatan kerja sama militer dengan Teheran mengirimkan pesan yang sangat jelas: Rusia memandang Iran sebagai mitra yang stabil dan tidak mengakui legitimasi tekanan Barat maupun keputusan yang disesuaikan untuk kepentingan Amerika Serikat.”
Indikator yang ada menunjukkan bahwa kemitraan strategis jangka panjang antara Rusia dan Iran mulai membuahkan hasil, dengan hubungan kedua negara meningkat ke tingkat baru dalam bidang militer, ekonomi, dan politik.
Pakar hubungan internasional Andrey Likhachev menambahkan:
“Kerja sama kita telah memasuki fase baru, dan perkembangan ini merupakan langkah penting dalam sejarah hubungan Rusia–Iran, yang mencerminkan tercapainya tingkat kemitraan strategis yang secara kualitatif lebih tinggi.”
Hubungan Rusia–Iran kini bergerak menuju fase yang lebih matang dan terpadu. Kemitraan strategis antara keduanya menunjukkan kemampuan kedua negara untuk mengatasi tekanan eksternal demi melayani kepentingan bersama, sekaligus memperkuat posisi mereka di tataran geopolitik Eurasia dan Timur Tengah.
Sumber berita: Al-Alam
Sumber gambar: Tehran Times