Pejabat Hubungan Media Hamas, Mahmoud Taha, menegaskan bahwa tidak ada pihak mana pun di dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, pemerintah Amerika Serikat, atau pihak lain, yang mampu melucuti senjata perlawanan Palestina. Ia menegaskan bahwa gerakan Hamas akan tetap berpegang pada senjata tersebut hingga pembebasan seluruh tanah Palestina tercapai.
Dalam wawancara dengan Al-Alam News Channel, Taha mengatakan bahwa kesepakatan pertukaran tahanan yang baru saja diselesaikan merupakan pencapaian bersejarah hasil dari keteguhan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan tekad mereka untuk tetap bertahan di tanah mereka. Menurutnya, capaian ini adalah buah dari pengorbanan rakyat dan para pejuang perlawanan selama dua tahun agresi Israel yang gagal mematahkan semangat rakyat Palestina.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Republik Islam Iran, Perlawanan di Lebanon terutama Hizbullah, serta Yaman atas dukungan mereka terhadap rakyat Palestina selama masa perang.
Menanggapi pelaksanaan kesepakatan pertukaran tahanan, Taha menjelaskan bahwa konvoi bus tengah membawa para tahanan Palestina yang dibebaskan setelah bertahun-tahun mendekam di penjara Israel, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup atau masa tahanan panjang. Ia menegaskan bahwa Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina telah melaksanakan seluruh ketentuan perjanjian tersebut, namun menuntut agar pihak Israel juga mematuhi butir-butir yang telah disepakati.
Taha memperingatkan bahwa pemerintahan Benjamin Netanyahu memiliki rekam jejak pelanggaran kesepakatan di masa lalu, dan karena itu ia menyerukan kepada para mediator, khususnya pemerintah AS, untuk mengawasi secara ketat pelaksanaan perjanjian ini. Ia menegaskan bahwa setiap rincian dari kesepakatan harus dipantau dengan cermat agar seluruh ketentuannya dijalankan sebagaimana mestinya.
Mengenai pengelolaan Jalur Gaza, Taha menegaskan bahwa Hamas dan seluruh faksi Palestina menolak setiap bentuk campur tangan asing dalam urusan internal Palestina. Ia menyatakan, “Kami, rakyat Palestina, paling mampu mengatur urusan Gaza sendiri. Kami tidak menolak pembentukan pemerintahan teknokrat yang tidak melibatkan Hamas, namun kami menolak campur tangan pihak luar.”
Taha menegaskan kembali bahwa senjata perlawanan akan tetap berada di tangan rakyat Palestina, dan semua upaya untuk melucutinya selama dua tahun agresi telah terbukti sia-sia. Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa keberhasilan pertukaran tahanan ini menambah catatan kemenangan rakyat Palestina atas pendudukan Israel, dan bahwa perlawanan akan terus membela hak-hak rakyat hingga pembebasan penuh tanah Palestina tercapai.
Sumber berita: Al-Alam
Sumber gambar: Jerusalem Post