Skip to main content

Sekretaris Jenderal gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, Syaikh Naim Qassem, memuji keteguhan dan ketabahan rakyat Lebanon dalam menghadapi musuh-musuhnya, terutama rezim pendudukan Israel. Ia menegaskan bahwa jalan perlawanan adalah pilihan moral sekaligus politik.

“Perlawanan adalah pilihan paling menyeluruh dan paling nyata. Ia merupakan pilihan pendidikan, budaya, etika, dan politik. Perlawanan berarti jihad melawan diri sendiri sekaligus melawan musuh,” ujar Syaikh Naim Qassem dalam pidatonya, Minggu, 12 Oktober 2025, pada pertemuan kepanduan di Beirut yang digelar untuk memperingati ulang tahun ke-40 berdirinya Hizbullah.

“Perlawanan juga mencerminkan kekuatan iman, kemauan, martabat, kebanggaan, dan kemandirian. Ini adalah jalan bagi semua pemuda—baik laki-laki maupun perempuan—yang belajar mencintai tanah airnya dan melindungi orang-orang tercinta dengan segala bentuk pertahanan,” lanjut Syaikh Naim Qassem.

Kepada para peserta muda, Syaikh Naim Qassem berpesan bahwa mereka sedang tumbuh di tengah konfrontasi melawan musuh.

“Kalian membawa panji yang menentukan jalan hidup kalian. Teguhlah dalam mendengar dan mengamalkan firman Tuhan. Kalian dibesarkan untuk menghadapi kekufuran dan agresi, dan kalian telah berkomitmen pada pilihan perlawanan,” ujar Syaikh Naim Qassem.

Ia menambahkan, “Kami melihat dalam diri kalian cahaya, pengorbanan, ketulusan, pengabdian kepada masyarakat, dan tumbuhnya generasi muda yang dilandasi kejujuran serta integritas.”

Syaikh Naim Qassem juga menyampaikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi Lebanon, meski negara itu tengah menghadapi berbagai kesulitan.

Acara yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka Imam al-Mahdi tersebut juga menjadi ajang penghormatan bagi dua tokoh besar Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah dan Sayyid Hashem Safieddine, yang gugur sebagai syuhada.

Sumber berita: Press TV

Sumber gambar: Pars Today