Skip to main content

Sayyid Muhammad Mahdi Nasrallah, putra dari Sekretaris Jenderal Hizbullah yang gugur syahid, Sayyid Hassan Nasrallah, dalam peringatan satu tahun wafatnya sang ayah, berbicara tentang duka mendalam atas kehilangan tersebut. Beliau menegaskan bahwa Sayyid Hassan Nasrallah adalah pengobat luka bagi rakyat, para pejuang yang terluka, keluarga para syuhada, dan terutama anak-anak yatim.

Beliau mengatakan bahwa dengan kesyahidan sang ayah, banyak orang merasa kehilangan sosok kedua yang sangat berharga, dan kesedihan itu meninggalkan duka mendalam di hati mereka.

Dalam wawancara dengan Al-Alam tentang setahun berlalu sejak kesyahidan Sayyid Hassan Nasrallah, yang disertai dengan pengorbanan besar bagi perlawanan dan kawasan, beliau menekankan bahwa momen kehilangan ini menjadi titik sensitif dalam jalan perlawanan. Namun pesan yang terus digaungkan adalah melanjutkan jalan perlawanan, menjaga ruh perlawanan, serta menghidupkan kenangan dan warisan sang syahid di hati rakyat dan di medan perjuangan.

Menjawab pertanyaan tentang masa depan perlawanan, Sayyid Muhammad Mahdi Nasrallah menegaskan: “Insya Allah, jalan ini akan terus berlanjut berdasarkan jalan dan metode Sayyid Hassan, sebagaimana sebelumnya melanjutkan jalan Sayyid Abbas Mousawi. Jalan ini bersumber dari prinsip Ahlulbait, nilai-nilai Asyura, dan Imam Husain AS. Hizbullah didirikan di atas prinsip-prinsip ini, dan gerakan ini tidak bergantung pada satu individu.”

Beliau juga mengenang pertemuan terakhir dengan ayahnya yang berlangsung enam bulan sebelum kesyahidan, tepatnya pada bulan Ramadan. Beliau mengatakan setiap tahun mereka selalu berbuka puasa bersama sang ayah, tanpa pernah membayangkan bahwa pertemuan itu akan menjadi yang terakhir. Sementara panggilan telepon terakhir terjadi sekitar tiga minggu sebelum kesyahidan, di mana beliau mendengar dari sang ayah ketenangan jiwa seorang mukmin yang sudah mencapai derajat keyakinan penuh.

Kenangan masa kecil juga beliau bagikan, termasuk saat Sayyid Hassan Nasrallah menyiapkan sarapan untuknya sebelum sekolah agar ibunya bisa beristirahat. Beliau juga menceritakan kelembutan ayahnya kepada cucu-cucu, termasuk perhatian khusus kepada putrinya Ruqayyah yang lahir satu setengah bulan sebelum kesyahidan kakeknya.

Mengenai hubungan Sayyid Hassan Nasrallah dengan Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, Sayyid Muhammad Mahdi Nasrallah menegaskan bahwa hubungan itu jauh melampaui persahabatan. Beliau menuturkan, ketika ayahnya mengatakan rela mengorbankan nyawanya demi Pemimpin, itu bukan sekadar ungkapan emosional, melainkan keyakinan mendalam.

Menutup keterangannya, Sayyid Muhammad Mahdi Nasrallah menyampaikan pesan kepada para pendukung ayahnya: “Kami akan selalu setia kepada Anda, Sayyid Hassan Nasrallah. Kami akan melanjutkan jalan Anda. Panji ini tidak akan pernah kami letakkan, dan medan perjuangan tidak akan kami tinggalkan.”

Sumber berita: ISNA

Sumber gambar: The Herald Journal