Skip to main content

Selama kunjungannya ke makam Sekretaris Jenderal Hezbollah yang menjadi martir, pejuang Lebanon tersebut menekankan bahwa meski ketidakhadirannya menjadi sumber duka, hal itu tetap menjadi aset bagi umat Islam dan tanda kepastian kemenangan bagi perlawanan.

Menurut ISNA, George Abdullah, seorang pejuang Lebanon dan figur simbolik perlawanan, mengunjungi makam martir Sayyid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hezbollah, pada hari Senin, 22 September 2025.

Abdullah menyampaikan pidato setelah kunjungannya: “Kami berdiri di hadapan makam pemimpin para martir perlawanan dan merasakan kedalaman kehilangan ini; sebuah kehilangan yang pada saat bersamaan menjadi aset bagi bangsa ini. Jika ketidakhadirannya menimbulkan kesedihan, pada saat yang sama hal itu memperkuat keyakinan dan kepastian akan kemenangan yang akan datang di dalam hati kami.”

Beliau menambahkan: “Perlawanan yang telah mengorbankan para martirnya tidak akan pernah berakhir kecuali dengan kemenangan. Terlepas dari teriakan dan tangisan para musuh, perlawanan yang mengorbankan konvoi martir seperti ini di medan operasinya pasti akan meraih kemenangan. Kepercayaan kami pada perlawanan ini sangat besar, dan kemenangannya akan pasti dan tak terelakkan.”

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Abdullah juga bertemu dan berbicara dengan sejumlah anggota dewan politik Hezbollah serta keluarga para martir yang hadir di lokasi untuk menyambutnya.

George Abdullah, pejuang Lebanon yang divonis penjara seumur hidup di Paris pada tahun 1980-an karena keterlibatannya dalam pembunuhan Charles Robert Ray, seorang atase militer Kedutaan AS, dan Yakov Barsimatov, seorang diplomat Zionis, tiba di Lebanon pada awal Agustus setelah menjalani lebih dari 40 tahun di penjara Prancis.

Pembebasannya mengikuti putusan pengadilan banding Prancis awal bulan ini, yang menyetujui pembebasan Abdullah dengan syarat bahwa ia meninggalkan wilayah Prancis secara permanen.

Sumber berita: ISNA

Sumber gambar: L’Orient Today