Ribuan orang pada Rabu, 17 September 2025, turun ke jalan-jalan ibu kota Lebanon, Beirut, dari Ain al-Mreisseh menuju al-Manara untuk memperingati satu tahun Serangan Pager. Setahun yang lalu, pada 17 September 2024, pasukan pendudukan Israel meledakkan ribuan pager yang telah dipasangi bahan peledak, menargetkan para pembawanya, lalu pada 18 September meledakkan pula perangkat walkie-talkie dalam serangan terkoordinasi yang menewaskan puluhan orang seketika dan melukai ribuan lainnya.
Perdana Menteri Israel pada 10 November 2024 secara terbuka mengakui tanggung jawab entitasnya atas kejahatan ini, bahkan membanggakan bahwa dirinya telah mengabaikan peringatan serta keberatan dari menteri-menteri di pemerintahan maupun pejabat keamanan dan militer, sebagaimana ia sampaikan dalam pernyataannya sendiri.
Hizbullah memperingati peristiwa ini dengan slogan: “Kami Telah Pulih”, yang melambangkan keteguhan para penyintas dalam menyerap guncangan mendalam akibat serangan serta tekad pantang menyerah untuk terus bertahan.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, dalam kesempatan yang sama menyampaikan penghormatan kepada para korban luka akibat serangan tersebut, menyeru mereka untuk terus bersabar, memuji keteguhan hati mereka, sekaligus mengakui bahwa luka-luka yang mereka alami sangat parah.
Sheikh Qassem menegaskan tiga nilai utama yang diwujudkan para korban. Pertama, pemulihan, yakni proses penyembuhan dari luka-luka mereka yang dipandang sebagai keberhasilan melewati ujian ilahi. Kedua, bangkit melawan segala rintangan, karena para korban bergerak maju dengan harapan dan visi yang jelas, dipandu oleh cahaya batin yang jauh lebih besar daripada sekadar penglihatan. Ketiga, ketekunan, di mana alih-alih tersingkir, para korban justru terlibat dalam kehidupan dengan semangat lebih kuat, melanjutkan pendidikan, bekerja, serta memberi teladan melalui tindakan yang penuh makna, bernuansa pengorbanan dan pengabdian.
Dalam pidatonya, Sheikh Qassem menegaskan bahwa “Israel” ingin menyingkirkan mereka dari medan perjuangan, tetapi kenyataannya mereka justru terlibat dengan kekuatan yang lebih besar. Ia mencontohkan sebagian korban yang bertekad menuntaskan pendidikan universitas, memulai bengkel, terjun dalam kerja sosial, memperdalam wawasan budaya, atau masuk ke bidang media, seraya menekankan bahwa semua itu adalah pencapaian luar biasa.
Ia mengingatkan para korban untuk tidak meremehkan perbuatan mereka, karena nilai dari tindakan yang dilakukan di tengah luka jauh lebih tinggi dibandingkan tindakan serupa tanpa pengorbanan, sebab kini setiap langkah mereka sarat dengan ruh, cahaya, kedermawanan, perjuangan, dan dorongan kuat untuk maju.
Sheikh Qassem mengakhiri pesannya dengan doa: “Semoga Tuhan memberkati kalian, para korban luka dari Serangan Pager dan Walkie-talkie, serta setiap orang yang telah berkorban di jalan mulia ini. Kemenangan adalah milik kalian. Salam, rahmat, dan berkah Tuhan menyertai kalian semua.”
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: The Goshen News