Charlie Kirk, aktivis sayap kanan Amerika Serikat sekaligus pendiri Turning Point USA, tewas ditembak ketika menyampaikan pidato dalam tur American Return di Utah Valley University, Orem, pada Rabu malam 10 September 2025. Kirk yang berusia 31 tahun dan dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Donald Trump, roboh setelah peluru menghantam lehernya saat ia berada di bawah tenda luar ruangan dekat Sorensen Center. Rekaman video yang beredar luas menunjukkan detik-detik Kirk terjatuh di tengah pidatonya sementara hadirin panik dan terpaku dalam ketakutan. Polisi Utah mengonfirmasi bahwa pelaku menembak dari sebuah gedung di sekitar lokasi acara sebelum akhirnya berhasil ditangkap beberapa saat kemudian, meski identitas dan motifnya hingga kini belum diungkap, dan pihak berwenang menegaskan ia tidak memiliki kaitan dengan universitas.
Kirk selama ini dikenal sebagai salah satu figur muda paling menonjol dalam politik konservatif AS, memimpin Turning Point USA untuk menyebarkan nilai-nilai konservatif di kampus-kampus sekaligus memobilisasi generasi baru pemilih sayap kanan. Ia juga menjadi pembela paling vokal bagi Israel dalam lingkaran politik konservatif, mengarahkan organisasinya menyelenggarakan perjalanan mahasiswa ke wilayah pendudukan, meluncurkan Israel Support Package berisi materi edukasi dan strategi media untuk melawan gerakan boikot, serta melatih influencer muda agar piawai menyebarkan narasi positif tentang Israel.
Kematian Kirk segera mengguncang politik Amerika. Presiden Donald Trump memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh gedung pemerintahan, sekolah publik, dan pangkalan militer hingga Minggu malam, seraya memuji Kirk di platform Truth Social sebagai patriot besar, bahkan legendaris, yang paling memahami hati generasi muda Amerika. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meski tengah menghadapi dakwaan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional, juga menyampaikan belasungkawa sambil menyebut Kirk sebagai sahabat berhati singa bagi Israel, bahkan mengklaim bahwa aktivis itu dibunuh karena berbicara kebenaran dan membela kebebasan, serta mengungkap bahwa ia berencana mengundang Kirk berpidato di wilayah pendudukan sebelum rencana itu kandas akibat tragedi ini.
Sumber berita: Al Mayadeen
Sumber gambar: The South China Morning Post (SCMP)